Kamis, 20 Mei 2010

Pemilihan lokasi industri primer berdasarkan teori webber



Menurut teori Weber pemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan bahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja di mana penjumlahan keduanya harus minimum (least cost location). Tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum. Ada tiga faktor yang mempengaruhi lokasi industri, yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan kekuatan aglomerasi atau deaglomerasi. Dalam menjelaskan keterkaitan biaya transportasi dan bahan baku Weber menggunakan konsep segitiga lokasi atau locational triangle untuk memperoleh lokasi optimum. Untuk menunjukkan apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi bahan baku atau pasar.
 




 
Segitiga diatas memperlihatkan bagaimana cara meminimalkan biaya transportasi. Memperhitungkan berat bahan baku = w (S1) ton yang akan ditawarkan di pasar M, w (S1) dan w (S2) ton material yang berasal dari masing-masing S1 dan S2 yang diperlukan. Masalahnya berada dalam mencari lokasi pabrik yang optimal P terletak di masing-masing jarak d (M), d (S1) dan d (S2). Beberapa metodologi dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah seperti menggambarkan sebuah analogi ke dalam sistem bobot dan pulleys (Varignon's solusi) atau menggunakan trigonometri. Cara lain yang biasanya dipilih oleh para ahli geografi adalah dengan SIG.
Teori Lokasi Weber ini bisa menjelaskan dengan sangat baik mengenai indutri berat mulai revolusi industri sampai dengan pertengahan abad dua puluh. Bahwa kegiatan yang lebih banyak menggunakan bahan baku cenderung untuk mencari lokasi dekat dengan lokasi bahan baku, seperti pabrik alumunium lokasinya harus  dekat lokasi tambang dan dekat dengan sumber energi (listrik). Kegiatan yang menggunakan bahan baku yang ada di mana-mana, seperti air, cenderung dekat dengan lokasi pasar. Untuk menilai masalah ini, Weber mengembangkan material index  yang diperoleh dari berat input dibagi berat dari produk akhir (output). Jika material indexnya lebih dari 1 maka lokasi cenderung kearah dekat dengan bahan baku, jika kurang dari 1 maka penentuan lokasi industri cenderung  mendekati pasar.
Industri primer adalah Industri yang menghasilkan barang-barang tanpa pengolahan lebih lanjut sehingga bentuk dari bahan baku/mentah masih tampak. Contohnya : industri pengasinan ikan, penggilingan padi, anyaman.  Jadi industri primer ini aktivitasnya lebih banyak menggunakan bahan baku,  sehingga menurut teori webber lokasi industrinya yang tepat adalah dekat dengan bahan baku.
Dan jika dihitung berdasarkan teori material indexnya weber misal : industri pengasinan ikan, berat input (ikan segar) lebih berat dari berat ikan asin jadi material idexnya lebih dari 1,  maka menurut webber untuk menghemat biaya transportasi dan untuk mendapatkan keuntungan maksimal maka lokasi industrinya yang tepat adalah yang dekat dengan bahan baku.