Senin, 23 Mei 2011

RESLETING / ZIPPER


Zipper lazim disebut dengan resleting, digunakan untuk membuat bukaan pada pakaian agar pakaian tersebut mudah dipasang atau dibuka. Resleting ini bermacam-macam model dan ukurannya tergantung kegunaannya


Resleting model biasa, biasanya dipasangkan dengan jahitan yang terlihat pada bagian luar. Sering digunakan untuk bukaan pada rok wanita, blus pada bagian tengah belakang, celana pria dan pakaian anak-anak. Ukurannya ada yang pendek berukuran 17 dan 20 cm dan ada yang panjang, yang ukurannya 35, 45 dan 50 cm. Jenis zipper ini tersedia dalam beberapa merk. Agar tahan lama dalam pemakaiannya, sebaiknya Resleting dipilih yang berkualitas bagus.





Resleting Jepang, dijahitkan dari bagian dalam pakaian dan Resleting ini tidak terlihat dari bagian luar. Untuk menjahit Resleting ini biasanya dibantu dengan sepatu mesin khusus, agar pemasangannya bagus




sepatu khusus untuk menjahit resleting jepang




Resleting untuk celana jins, ukurannya lebih besar dari resleting biasa dan lebih kuat karena  gigi-giginya terbuat dari logam




Resleting untuk mantel atau jaket ukurannya lebih besar dari zipper biasa dan lebih kuat sesuai dengan fungsinya.


Artikel terkait :
Cara menjahit resleting jepang
Bahan pelapis pakaian (lining/interlining) 
BAGIAN 8 : Cara menjahit lapisan dan memasang kerah
Macam-macan benang untuk menjahit 

Rabu, 18 Mei 2011

POLA DASAR CELANA PRIA




CARA MENGAMBIL UKURAN POLA CELANA PRIA

  • Panjang celana, diukur dari pinggang sampai panjang yang diinginkan.
  • Lingkar pinggang, diukur sekeliling pinggang.
  • Lingkar pesak, diukur dari batas pinggang belakang, melalui selangkangan menuju garis pinggang bagian muka.
  • Lingkar paha, diukur sekeliling paha terbesar
  • Lingkar panggul, diukur sekeliling panggul terbesar.
  • Lingkar ujung kaki celana, diukur sekeliling kaki celana sesuai dengan model.
  • Panjang lutut, diukur dari pinggang sampai batas lutut.
  • Lingkar Lutut, diukur sekeliling lutut sesuai dengan keinginan.

Keterangan menggambar celana pria
Pola bagian muka
Ambil titik A, buat garis mendatar dan garis tegak lurus.
A - C = panjang celana.
A - B = 1/3 lingkar pesak ditambah 5 cm
Buat garis datar kekiri dan kekanan.
B - D = B - E yaitu ¼ lingkar paha dikurangi 4 cm
(ukuran E ke D adalah ½ lingkar paha dikurang 4 cm).
D - F = F - G yaitu 3 cm,
Buat garis vertikal dinamakan titik H (buat garis antu).
H - I = 1 cm,
Hubungkan titik I - G dengan garis lurus terus ke D dengan garis melengkung.
I - N = ¼ lingkar pinggang ditambah 4 cm untuk kup.
I - Y = 1/10 lingkar pinggang.
Y - K = L - M yaitu 2 cm.
K - L = 3 cm.
N - O = 3 cm.
O - P = 13 cm,
Hubungkan O ke P dengan garis lurus (untuk saku samping).
A - Q = ukuran panjang lutut.
Q - R = Q - S yaitu 1/4 lingkar lutut dikurang 2 cm
(R ke S adalah ½ lingkar lutut).
C - C1 = C - C2 yaitu ¼ lingkar kaki dikurang 2 cm
(C1 ke C2 adalah ½ lingkar ujung kaki celana).
H - H1 = 4 cm.
I - I1 = 18 cm.
Hubungkan H1 dengan I1 seperti gambar.
Hubungkan N dengan C2 melewati titik E dan S seperti gambar, dan
hubungkan D dengan C1 melewati titik R.

Pola bagian belakang.
Pola celana bahagian belakang di buat berdasarkan pola bagian muka, caranya sebagai berikut :
Pindahkan pola celana bagian muka bersamaan dengan tanda-tanda pola. Garis sisi celana bagian pinggang diberi nama titik A.
A - C = ¼ lingkar pinggang ditambah 2 cm untuk kupnat.
Hubungkan A dengan C, dengan membentuk sudut siku pada garis A ke C dan A ke E.
Titik B = ½ A - B.
B - B1 = 2 cm.
D - E = 5 cm,
Buat garis datar kekanan melewati pola bagian muka.
E - F ditambah E - H = ½ lingkar panggul.
I - Y = 8 cm,
Hubungkan titik C ke H dengan garis lurus, terus ke Y dengan garis melengkung.
K - M = L - N yaitu 4 cm.
Hubungkan titik Y ke M dengan garis melengkung, terus ke titik N dengan garis lurus seperti gambar.

Artikel Terkait :
Pola dasar celana wanita
Pola dasar pakaian wanita dewasa sistem sederhana
Desain Busana (1)
Pola Dasar Rok 
Variasi model dasar kebaya modern

Senin, 09 Mei 2011

VARIASI MODEL LENGAN KEBAYA MODERN

Melanjutkan tulisan saya sebelumya, sekali lagi sebelum kita menentukan detail payet, tusuk hias, atau rampel kebaya yang akan kita pakai untuk hiasan tentunya kita harus menentukan dulu bentuk desain kebaya kita secara garis besarnya yaitu bentuk model dasarnya seperti apa, bentuk kerahnya serta bentuk lengannya yang kita inginkan seperti apa?
Nah setelah sebelumnya saya membahas mengenai variasi bentuk kebaya serta variasi kerah kebaya kali ini saya akan membahas mengenai berbagai variasi lengan yang bisa diapliksikan pada kebaya. Silahkan langsung saja melihat gambar variasi lengan kebaya berikut :





Artikel terkait :
Variasi model dasar kebaya modern
Variasi model kerah kebaya moderm 
Cara menjahit kebaya silang tapis lengan lebar 
Rok wiron pada kain batik, Rok padanan kebaya (1)  
Menggambar Bagian-Bagian Busana (8)  

VARIASI MODEL KERAH KEBAYA MODERN

Melanjutkan tulisan saya sebelumnya mengenai variasi model dasar kebaya, disini saya akan mengulas mengenai variasi model kerah yang bisa diaplikasikan pada kebaya modern, ada berbagai macam model kerah yang bisa pilih untuk kebaya modern yang akan teman-teman jahit.
Berikut gambar macam-macam kerah tersebut silahkan dipadukan dengan model dasar kebaya yang telah teman-teman pilih. Selain itu saya juga akan mengulas mengenail macam-macan variasi lengan kebaya pada tulisan saya selanjutnya.













VARIASI MODEL DASAR KEBAYA MODERN

Saat kita ingin mendesain kebaya sebelum menentukan detail hiasan, payet, atau rampel yang akan di pakai, adakalanya kita kebingungan dengan model dasar atau bentuk dasar kebaya yang akan kita buat.
Disini saya akan bantu teman-teman untuk sedikit menghilangkan kebingunang itu dengan memberikan berbagai bentuk atau model dasar kebaya yang bisa teman-teman pilih. Saya juga akan memberikan bentuk atau model dasar lengan kebaya dan bentuk atau model dasar kerah kebaya dalam entrian blog saya selanjutnya.
Untuk itu silahkan lihat gambar berikut dan pilih saja bentuk kebaya yang paling pas dengan keinginan






Kamis, 05 Mei 2011

MACAM-MACAM BENANG UNTUK MENJAHIT


      Benang yang digunakan untuk menjahit ada beberapa macam, ini disesuaikan dengan kebutuhan. Sebagai pedoman dalam pemakaian benang jahit, secara umum dapat dipedomani nomor yang ada pada bungkus benang tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Wancik (1992:62) antara lain: Benang no. 50 artinya panjang benang 50 meter dan berat 1 gram. Digunakan untuk menjahit bahan yang tidak terlalu tebal/tipis. Benang no. 60 artinya panjang benang 60 meter berat 1 gram. Digunakan untuk menjahit kain yang sangat tipis. Benang no. 8 artinya panjang benang 8 meter beratnya 1 gram. Digunakan untuk menjahit bahan jok mobil, terpal, bahan tas atau kulit. Benang ini lebih kasar dan kuat.
         Selain itu benang yang digunakan hendaklah disesuaikan dengan serat bahan, ketebalan bahan, serta jenis setikan yang diinginkan. Benang yang digunakan sebaiknya mempunyai asal serat yang sama dengan bahan yang akan dijahit. Misalnya, benang dari serat alam hendaklah digunakan untuk menjahit bahan dari serat alam pula, begitu juga dengan benang dari serat sintetis digunakan untuk menjahit bahan dari serat sintetis pula. Untuk setikan hias sering digunakan benang yang relatif kasar seperti setikan hias pada celana jeans, karena sesuai dengan fungsinya yang mana benang ini berfungsi untuk hiasan. Beberapa jenis benang yang digunakan untuk menjahit dan menghias busana di antaranya yaitu:
  1. Benang Jahit : Benang jahit ialah benang yang digunakan untuk menjahit. Halus kasar benang ditentukan menurut nomor benang. Makin tinggi nomor benang makin halus benang tersebut. Misalnya benang jahit no. 60 lebih halus dari benang no. 50 dan no. 40.
  2. Benang mouline yaitu benang yang berlainan warna disering/dipilin jadi satu sehingga benang mouline disebut juga benang pelangi. Benang ini digunakan untuk menghias pakaian atau kain.
  3. Benang melange (benang serabut campur) yaitu benang yang mempunyai warna beraneka ragam yang dibuat dengan cara dipintal. Digunakan untuk menghias pakaian.
  4. Benang yaspis yaitu benang yang dipilin dari dua benang yang belum dipilin sehingga bentuknya berupa satu benang bulat. Digunakan untuk menghias pakaian.
  5. Benang logam yaitu benang yang terbuat dari logam berlapis plastik atau plastik berlapis logam. Bentuk benang berkilau, ada yang warna perak dan ada yang warna emas. Digunakan untuk menghias pakaian atau lenen rumah tangga dan juga digunakan sebagai bahan untuk tenunan seperti tenun songket.
  6. Benang karet yaitu benang yang terbuat dari karet yang telah divulkanisasi. Benang ini bersifat elastis sehingga banyak digunakan untuk mengerutkan bagian-bagian pakaian.
  7. Benang sulam/suji yaitu benang yang digunakan untuk menyulam/menghias pakaian. Benang suji tersedia dalam aneka warna. Ada yang hanya satu warna dan ada juga yang palang atau warna bertingkat.
  8. Benang bordir yaitu benang yang digunakan untuk membordir atau menyulam dengan mesin. Benang ini mengkilat dan tersedia dalam aneka warna.
  9. Benang jagung yaitu benang yang terbuat dari serat selulosa berwarna krem/broken white. Digunakan untuk membuat renda, menjahit kasur, dan lain-lain.
  10. Benang tetoron yaitu benang sintetis yang kuat digunakan sebagai bahan kaitan untuk membuat pelengkap busana berupa tas, ikat pinggang, dan lain-lain.
  11. Benang wol yaitu benang yang agak berbulu dan pilinannya longgar. Digunakan untuk bahan menghias lenen rumah tangga berupa taplak meja, hiasan dinding, dan lain-lain.
  12. Dan lain sebagainya.

BAHAN PELAPIS PAKAIAN (LINING/INTERLINING)



Bahan pelapis secara garis besar dapat dibagi atas 2 kelompok, yaitu lining dan interlining.

LINING
Lining merupakan bahan pelapis berupa kain yang melapisi bahan utama sebagian maupun seluruhnya. Bahan lining sering juga disebut dengan furing. Bahan lining yang sering dipakai di antaranya yaitu kain hero, kain hvl, kain abutai, kain saten, kain yasanta, kain dormeuil england, dan lain-lain. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan lining, yaitu:

1) Jenis Bahan Utama
Jika bahan utama busana bersifat agak kaku seperti bahan untuk pakaian kerja, berupa jas atau semi jas, blazer dan lain-lain, hendaklah menggunakan bahan lining yang bertekstur hampir sama, seperti kain hero dan kain abutai agar dapat mengimbangi bahan luarnya. Begitu juga dengan bahan luar yang tipis dan melangsai.
Untuk bahan yang melangsai sebaiknya juga menggunakan bahan lining yang lembut dan melangsai seperti kain yasanta, hvl, dan lain-lain. Bahan yang melangsai dan lembut seperti sutera, terutama bahan yang harganya mahal, lining yang digunakan hendaklah yang sebanding, dengan kata lain lining yang digunakan dapat mempertinggi mutu busana yang dibuat.
Untuk bahan yang tipis atau tembus pandang seperti tile atau chiffon dapat menggunakan bahan yang mengkilat seperti saten, tetapi jika pemakai tidak menyukai bahan yang mengkilat dapat juga digunakan bahan yang lembut dan melangsai atau tidak kaku.

2) Warna Bahan
Warna bahan untuk lining disesuaikan dengan warna bahan utamanya. Tetapi untuk efek warna tertentu terutama untuk bahan yang tipis dan tembus pandang dapat digunakan warna yang diinginkan, tentunya yang serasi dengan bahan. Bahan lining dapat dipilih bahan dengan warna yang sedikit lebih tua atau sedikit lebih muda dari bahan utamanya.

3) Sifat Luntur dan Susut Kain
Bahan lining adakalanya luntur dan susut setelah dicuci, terutama lining yang berasal dari bahan katun. Agar lining yang digunakan tidak luntur atau susut setelah dibuatkan busana, hendaklah sebelum digunting terlebih dahulu dicuci dan dikeringkan lalu diseterika. Untuk bahan lining yang luntur setelah dicuci sebaiknya ditukar dengan bahan yang tidak luntur. Bahan yang luntur dapat merusak warna busana yang dibuat.

4) Kesempatan Pemakaian Busana
Pemilihan bahan untuk lining juga perlu memperhatikan kesempatan pemakaian busana. Seperti sweater atau baju dingin atau jaket hendaklah menggunakan lining yang dapat menghangatkan tubuh karena sweater atau jaket ini sering digunakan pada saat udara dingin atau untuk berkendaraan roda dua. Lining yang dapat digunakan di antaranya kain abutai atau sejenisnya. Begitu juga dengan pakaian kerja, hendaklah dipilih bahan lining yang dapat menghisap keringat dan dapat memberi kenyamanan pada saat bekerja, seperti kain hero dan sejenisnya.

INTERLINING
Interlining merupakan pelapis antara, yang membantu membentuk siluet pakaian. Interlining sering digunakan pada bagian-bagian pakaian seperti lingkar leher, kerah, belahan tengah muka, ujung bawah pakaian, bagian pundak pada jas, pinggang, dan lain-lain. Interlining banyak jenisnya, di antaranya ada yang mempunyai lem atau perekat dan ada yang tidak berperekat. Interlining yang mempunyai lem atau perekat biasanya ditempelkan dengan jalan diseterika pada
bahan yang akan dilapisi. Begitu juga dengan ketebalannya. Interlining ini ada yang tebal seperti untuk pengeras kerah dan pengeras pinggang. Interlining yang relatif tipis dapat digunakan untuk melapisi belahan tengah muka, saku, depan leher, kerah, dan lain-lain.

Jenis-jenis interlining antara lain:
Trubenais yaitu kain pelapis yang tebal dan kaku, baik digunakan untuk melapisi kerah kemeja dan kerah board atau krah yang letaknya tegak atau kaku dan ban pinggang. Trubenais ini ada yang dilapisi plastik dan ada juga yang tidak dilapisi. Trubenais yang dilapisi lebih praktis dalam pemakaiannya karena hanya perlu diseterikakan pada bahan yang hendak dilapisi. Sedangkan trubenais yang tidak dilapisi plastik terlebih dahulu perlu dijahitkan pada bahan yang akan dilapisi. Trubenais jenis ini biasanya dipakai untuk melapisi ban pinggang rok atau celana.
Fisilin yaitu pelapis yang relatif tipis dan mempunyai perekat/lem yang mencair jika diseterika. Jenis ini ada yang sangat tipis, sedang, dan agak tebal. Yang baik kualitasnya biasanya yang sangat tipis. Jenis ini berbentuk serabut yang berupa lembaran dan mudah robek. Fisilin sering digunakan untuk melapisi kerah pakaian wanita, lapisan belahan, lapisan rumah kancing vasfoal, dan lain-lain.
Bulu kuda, yaitu pelapis yang biasanya digunakan untuk melapisi bagian dada jas atau mantel. Berupa lembaran kain tipis yang berwarna agak kecoklatan dan mempunyai lem. Lem ini juga mencair jika diseterika pada bahan yang akan dilapisi.
Pelapis gula merupakan pelapis yang sangat cocok digunakan untuk melapisi bagian dada dan punggung pakaian resmi pria seperti semi jas. Pelapis ini berupa lembaran kain tipis berwarna putih yang dilapisi dengan lem berbentuk gula. Untuk melapisi bagian busana dapat ditempelkan dengan cara diseterika pada bahan.
Agar pakaian yang dihasilkan lebih bagus siluetnya, hendaklah digunakan lining dan interlining yang tepat sehingga dapat mempertinggi mutu busana yang dihasilkan.

Rabu, 04 Mei 2011

CARA MENJAHIT LUBANG KANCING PASEPOAL (LUBANG KANCING BLUS/BLAZER)

Membuat Lubang Kancing Paspoal
  1. Tandai  lubang kancing paspoal pada bagian buruk blus diberi viselin dengan ukuran panjang 3 cm dan lebar 2 cm.
  2. Pada bahan bibir passepoille diberi viselin 2 cm. Bahan bibir paspoal atas dijelujur dari bagian baik blus sesuai tanda pola.
  3. Bahan lubang kancing passepoille bagian bawah dijelujur pada bagian baik blus pas pada tanda pola
  4. Setik dengan mesin pas pada tanda pola
  5. Pola lubang kancing digunting mulai dari bagian tengah garis lubang kancing, kemudian dari ujung saku ± 1 cm kiri dan kanan digunting segi tiga.
  6. Saku yang ada pada bagian baik dibalik dan dibentuk kemudian dijelujur.
  7. Setik pada kampuh yaitu pada bagian buruk kain.
  8. Satukan lubang kancing paseepoille bahan utama dan lubang pada lapisan dengan tusuk soom.

Menjahit 2 lajur pas tanda pola


Memotong sudut lubang tepat ujung jahitan


Membuka kampuh bibir passepoille

Gambar jahitan kampuh

 Gambar bibir passepoille dikatupkan dengan tusuk jelujur

Gambar lubang pada lapisan   

Artikel Terkait :